Bali atau pulaunya para dewa sangat di kenal dengan pariwisata budaya, di
Bali selain alam dan pantai yang sangat indah, budaya, adat istiadat dan karakteristik masyarakat bali yang menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap tamu yang berkunjung di
Bali.Seiring berjalannya waktu perkembangan pariwisata di Bali mempunyai dampak yang sangat besar bail itu positif dan negatif. Dampak positif antara lain adanya pertumbuhan perekonomian yang sangat pesat dan tentunya pendapatan daerah meningkat tajam, sedangkan dampak negatifnya alah satunya adanya pergeseran pola hidup masyarakat Bali, Masyarakat Bali cenderung berlomba-lomba untuk menggantungkan diri di sektor pariwisata, kaum muda bali cenderung enggan untuk menggarap sawah, perkebunan yang mereka miliki, dan akhirnya banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi bangunan, villa, restaurant dan sebagainya.
Pada masa sebelum bom Bali 1
Kuta memang semua masyarakat bali merasa Pariwisata adalah sumber penghidupan di Bali, dan disaat itu walaupun beberapa daerah di indonesia dan bahkan beberapa negara di dunia sudah muncul teror bom namun masyarakat Bali tetap yakin bahwa bali aman. Tapi mereka baru sadar kemudian disaat Bom 1 meledak semua yang mereka pikir selama ini salah dan merekapun mulai berpikir bagaimana nasib kita sekarang ??!!!....
Sungguh ironis memang dimana-mana semua mendengunkan bahwa Bali aman jadi para turis jangan takut datang ke bali dan jangan takut untuk menghabiskan Dolarnya di bali tapi semua itu sudah terjawab dalam beberapa detik dengan istilah BOM. Disaat seperti itu pula mereka baru sadar bahwa Bali sudah tidak aman, maka dari itu kita wajib menjaga keamanan Bali bersama-sama untuk kita bersama.
Setelah keadaan berangsur-angsur mulai pulih masyarakat Bali kembali dikejutkan oleh peristiwa yang serupa dan bahkan lebih sadis karena di 2 tempat yang berbeda meledak walaupun korban jiwa tidak sebanyak yang pertama namun beban moral yang ditimbulkan sangat besar, karena bukan hanya
Kuta saja yang diincar tapi
Bali. Disaat seperti begini baru mereka sadar bahwa pariwaisata tidak terus menjamin untuk kehidupan, mereka kembali akan menggarap perkebunan, pertanian namun mereka sudah dihadapkan dengan dinding beton yang membuat irigasi mereka macet dan sudah barang tentu membuat mereka tidak bisa bertahan.
Dari masa-masa sulit ini mereka cenderung memburu dolar bukan lagi di rumah sendiri ( Bali ) namun kaum muda Bali ini cenderung memburu dolar di Luar negeri seperti di kapal pesiar.
Memang tidak ada larangan untuk kesana namun mengapa harus semua kesana??
Benarkah Hidup di Bali Sudah begitu sulit?... Jawaban itu sudah dijawab oleh saudara - saudara kita yang di luar bali yang mengadu nasib di bali, Mereka banyak yang sukses bahkan banyak yang memegang jabatan strategis dan banyak juga yang mempunyai usaha sendiri dan beberapa orang pekerjanya orang Bali.
Dari ini mari kita bersama-sama berpikir untuk kedepan,Orang bali yang pergi mencari dolar janganlah lupa untuk menjadi pemikir dan pengelola Bali di masa yang akan datang, jangan hanya Pergi kerja cari uang banyak, pulang banyak uang buat foya-foya...!!!!
Tapi semua ini kembali pada diri kita sendiri yang memang peduli tentang Bali sehingga seperti istilah yang berkembang bukan
BALI FOR THE WORLD tapi
THE WORLD FOR BALI